Kemarin dari pagi hingga sore, saya bersama keluarga (Om, Tante, dan Sepupu) melakukan ziarah kubur ke makam almarhum bapak dan kakak. Melihat tanggal yang tertera di nisan, bapak dan kakak saya meninggal di usia yang menurut saya masih muda. Muncul pertanyaan dalam diri saya, di dalam kehidupan ini, apakah saya sudah menjalaninya dengan baik, menjalaninya dengan pikiran tenang, hati damai dan bahagia. Saya diberikan kehidupan oleh Pemilik Hidup, apakah saya sudah menjalaninya dengan benar-benar hidup ?Semasa hidup ini, dalam berinteraksi dengan keluarga dan teman, tentunya terkadang ada cara pandang yang berbeda. Cara pandang yang berbeda tanpa adanya pengertian dapat menyebabkan ego yang merasa diri benar, rasa takut ataupun rasa bersalah. Akibatnya dapat mendatangkan permasalahan dalam hubungan dengan orang lain. Masalah yang terjadi dalam hubungan interaksi didalam keluarga atau pun dengan orang lain, sebenarnya dapat diselesaikan dengan mudah, yaitu dengan memaafkan dan silaturahmi.Memaafkan terlepas dari penghakiman, kemarahan, aku salah kamu benar atau sebaliknya kamu benar aku salah. Memaafkan bukan sebagai bentuk superioritas terhadap yang lain, bahwa dia sedang murah hati atau sabar atau menderita, atau menjadikan pelaku sebagai orang bersalah dan meminta pelaku melakukan penebusan dosa. Memaafkan di sini adalah untuk membebaskan diri, dari kesalahpahaman asumsi diri terhadap orang lain maupun asumsi terhadap diri sendiri.Memaafkan adalah kebutuhan untuk mengakhiri sangkaan kepada orang lain dan dirinya sendiri. Orang yang memaafkan adalah orang yang mengampuni pikiran negatif dan tindakan tanpa cinta yang ia simpulkan ke orang lain ataupun dirinya. Memaafkan berarti mengubah pikiran negatif menjadi tindakan cinta. Jelas di sini bahwa memaafkan adalah untuk kepentingan diri sendiri.Jadi kapan waktu yang tepat untuk memaafkan? Jawabannya adalah sekarang. Bagaimana kalau belum bisa memaafkan? Memaafkan akan lebih efektif bila dilakukan di Pikiran Bawah Sadar. Namun, tentunya dengan niat untuk kebaikan diri sendiri, akan ada jalan untuk memaafkan dengan mudah. Banyak cara untuk memaafkan, misalnya dengan merilekskan pikiran, membayangkan kembali situasi atau orang yang membuat kita merasa tidak nyaman, lalu meniatkan untuk memaafkan orang tersebut. Bagaimana bila masih belum bisa untuk memaafkan? Bila masih belum bisa, berarti emosi negatif yang muncul “dikarenakan” situasi atau orang, masihlah belum ternetralisir, sehingga kita perlu untuk menetralisir emosi negatif tersebut. Caranya bagaimana menetralisir emosi negatif? Salah satu caranya adalah datang ke Hipnoterapis.Sebelum kita tutup usia ataupun orang yang kita kenal mendahului kita, dengan sikap memaafkan dan mengikhlaskan, kita tidak menjadi korban dalam suatu masalah, melainkan mengambil tanggung jawab atas kehidupan untuk menjadi damai di dalam diri. Melalui memaafkan kita bisa menghentikan siklus rasa bersalah, kemarahan, ketakutan dan memandang diri kita sendiri dan orang lain dengan cinta kasih.Jakarta, 29 Maret 2021Salam HangatRetno Wulupi C.Ht ®